SELAMAT DATANG AHLAN WA SAHLAN

ANDA TELAH BERGABUNG DENGAN SURGA DUNIA DAN AKHIRAT

Senin, 15 Februari 2010

BUMI SHOLAT SECARA MATEMATIS






Sesungguhnya semua makhluq Alloh di alam semesta ini melakukan ibadah (bertasbih) kepada Alloh, sebagaimana firman-Nya pada surat al Israa (17) ayat 44 dan an Nur (24) ayat 41. Kedua ayat tersebut telah menjelaskan bahwa langit, bumi, dan semua yang ada di dalamnya dan diantaranya melakukan ibadah tasbih dan memuja Tuhannya, Namun kita sebagai manusia tidak mengetahui bagaimana cara mereka melakukan ibadah tersebut. Jadi, bukan hanya manusia yang beribadah kepada Tuhannya. Bumi dan semua planet di alam semesta ini juga melakukan ibadah sholat kepada Alloh. Bagaimana Bumi melakukan sholat kepada Alloh, apakah serupa sebagaimana kita melakukan sholat. Berikut ini akan kami jelaskan secara matematis terdapat adanya hubungan antara gerakan sholat manusia, sebagaimana yang selalu kita lakukan sebanyak 5 kali dalam setiap harinya, dengan gerakan sholat yang dilakukan oleh bumi, dan begitu juga planet-planet lainnya.
Dalam 1 rakaat sholat terdapat satu gerakan putaran sebesar 360 derajat ke arah muka. Pada saat berdiri tegak menghadap kiblat sudut yang dibentuk secara vertikal adalah 0 derajat, dilanjutkan pada saat ruku' dengan punggung yang lurus ke depan membentuk sudut siku-siku 90 derajat, kemudian berdiri dari ruku' atau i'tidal kembali berdiri tegak juga membentuk 0 derajat, dilanjutkan gerakan sujud dengan punggung menukik membentuk sudut 135 derajat secara vertikal, duduk di antara 2 sujud membentuk sudut 0 derajat, dan sujud yang kedua juga membentuk sudut 135 derajat secara vertikal, sehingga secara keseluruhan dapat dijumlahkan sebesar 360 derajat yang merupakan sudut penuh pada lingkaran atau satu putaran. (lihat gambat : Perhitungan sudut pada Gerakan sholat).
Pada saat terjadi gerhana, Rasululloh telah memberikan perintah untuk melakukan sholat gerhana dua rokaat dengan dua kali ruku' pada setiap rakaatnya. Hal ini dapat dianalisis bahwa dalam satu rakaat terdapat 360 derajat gerakan (360 derajat = 0 = 1 putaran), sehingga jika ditambah satu kali ruku' untuk setiap rakaatnya (2 ruku' dalam 2 rakaat) maka terdapat tambahan 180 derajat sehingga : 360 derajat + 180 derajat = 0 derajat + 180 derajat = 180 derajat, yang merupakan garis lurus. Hal ini berkaitan dengan posisi Bumi dengan Matahari dan Bulan berada pada satu garis lurus.
Bumi juga melakukan sholat, setiap kali ia melakukan putaran 360 derajat pada porosnya (rotasi) yang lamanya kurang lebih 24 jam (1 hari) sehingga terjadi perubahan siang dan malam, berarti ia telah melakukan satu rakaat. Pada saat yang sama, yaitu selama satu hari tersebut, kita diperintahkan untuk melakukan sholat sebanyak 17 rakaat, yang berarti melakukan putaran sebanyak 17 kali, yaitu 2 putaran waktu shubuh, 4 putaran waktu dhuhur, 4 putaran waktu ashar, 3 putaran waktu maghrib, dan 4 putaran waktu isya'. Selain putaran pada porosnya (rotasi) bumi juga melakukan putaran terhadap matahari sebagai pusat tata surya galaksi bimasakti selama 1 tahun dalam sekali putaran.
Pada al Qur'an surat Ali Imron (3) ayat 190 dijelaskan adanya pergantian siang dan malam yang menjadikan tanda-tanda kebesaran Alloh bagi orang-orang yang berakal. Pada ayat ini para ilmuan dituntut untuk meneliti rahasia dibalik adanya pergantian waktu dengan penciptaan langit dan bumi.
Terdapat hubungan antara putaran yang dilakukan oleh bumi dengan yang kita lakukan sepanjang hari yang sama. Perhatikan gambar : Sistem Roda pada Rakaat Sholat.
Misalkan roda besar B itu berjari-jari satu, maka roda kecil S harus berjari-jari setengah (1/2) sehingga setiap kali roda besar B berputar satu kali maka roda kecil S telah melakukan putaran sebanyak 2 kali dalam waktu yang sama. Hal ini dapat dibuktikan secara matematis bahwa :
Jarak tempuh roda B satu kali putaran adalah sebesar : (lihat gambar rumus)
Maka roda S harus berjari-jari setengah (1/2).
Demikian juga dengan roda-roda kecil yang lain. Roda D, A dan I harus berjari-jari seperempat (1/4) agar bisa berputar sebanyak 4 kali, sedangkan roda M harus berjari-jari sepertiga (1/3) agar bisa berputar 3 kali setiap kali roda B melakukan satu kali putaran.
Jika kita kembalikan pada bilangan rakaat, yaitu 2, 3 dan 4, maka kelipatan persekutuan terkecil dari tiga bilangan ini adalah 12. Bilangan KPK ini kita jadikan sebagai banyaknya gigi untuk memperbaiki sistem roda di atas. Jadi, jika roda besar B memiliki gigi sebanyak 12, maka roda S harus bergigi 6, roda D, A, dan I harus bergigi 3, dan roda M harus bergigi 4.
Dengan demikian setiap kali roda B, sebagai Bumi, melakukan satu kali putaran setiap harinya, maka roda S sebagai sholat shubuh akan melakukan putaran sebanyak 2 kali, roda D, A, dan I, masing-masing secara berurutan sebagai sholat Dhuhur, Ashar dan Maghrib, akan melakukan putaran masing-masing sebanyak 4 kali. Begitu juga roda M, sebagai sholat maghrib akan melakukan putaran sebanyak 3 kali putaran setiap harinya.
Angka 12 ini sesuai dengan banyaknya bulan dalam setahun menurut pandangan sistem kalender. Sebagaimana dalam al Qur'an surat at Taubah (9) ayat 36.

Selamat meneliti dan merenung !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar